Hembusan hangat..
Menyergap …
Merengkuh..
Tubuh lemah ini..
Tiada pernah mengira..
Kekuatan magislah..
Yang tlah menyusup..
Ku coba mengelak…
Terus tanpa henti…
Hingga peluh berganti..
Menjadi derita..
Namun..
Kekuatan magis…
Serta..
Hembusan hangat..
Tetap tersimpan..
Dalam diri..
Entah kenapa..
Terlalu banyak..
Orang berkata..
Bahwa itu..
Cinta…
Bagi yang bersedia baca semua tulisan2 nggak penting aku, selamat anda telah menjadi orang yang kurang beruntung... wkwkwk.. :D
Kamis, 24 Juni 2010
hancur
Hati tlah tertusuk..
Pedang tajam beracun..
Perlahan tapi pasti…
Hatipun membusuk…
Tlah ku cari penawar..
Hingga lelah raga dan jiwa..
Namun..
Tak kunjung menggenggam..
Bagai hidup tiada arti..
Merintih kesakitan..
Setiap bulan nan indah bersinar..
Derai airmata..
Tak henti membasahi kalbu…
Pedang tajam beracun..
Perlahan tapi pasti…
Hatipun membusuk…
Tlah ku cari penawar..
Hingga lelah raga dan jiwa..
Namun..
Tak kunjung menggenggam..
Bagai hidup tiada arti..
Merintih kesakitan..
Setiap bulan nan indah bersinar..
Derai airmata..
Tak henti membasahi kalbu…
bencana
Guncangan tak terduga..
Mengetarkan …
Dan meluluhlantakkan..
Kehidupan elok insan manusia..
Sedikit demi sedikit…
Bayangan kelam kematian..
Menyusup kesetiap…
Makhluk-makhluk yang bernyawa…
Tampaklah gedung-gedung kokoh…
Menjadi bongkahan tak bernilai..
Hancur dan musnah…
Terseret arus bencana…
Ribuan jiwa melayang..
Meninggalkan dunia fana…
Dalam kehampaan..
Serta ketidakberdayaan…
Melawan kuasa sang Pencipta…
Mengetarkan …
Dan meluluhlantakkan..
Kehidupan elok insan manusia..
Sedikit demi sedikit…
Bayangan kelam kematian..
Menyusup kesetiap…
Makhluk-makhluk yang bernyawa…
Tampaklah gedung-gedung kokoh…
Menjadi bongkahan tak bernilai..
Hancur dan musnah…
Terseret arus bencana…
Ribuan jiwa melayang..
Meninggalkan dunia fana…
Dalam kehampaan..
Serta ketidakberdayaan…
Melawan kuasa sang Pencipta…
bayangan diri
Bayangan diri berbicara…
Layaknya manusia…
Penuh cerca..
Penuh amarah..
Bak siap melaknat…
Tiada pernah diri ini suci..
Meskipun sedetik kehidupan..
Dosa-dosa terus melekat..
Tak ingin enyah..
Walau hanya sekejap..
Jahanamkah aku?
Tak terampunkah aku?
Jika terbentuk …
Hanya seperti ini…
Layaknya manusia…
Penuh cerca..
Penuh amarah..
Bak siap melaknat…
Tiada pernah diri ini suci..
Meskipun sedetik kehidupan..
Dosa-dosa terus melekat..
Tak ingin enyah..
Walau hanya sekejap..
Jahanamkah aku?
Tak terampunkah aku?
Jika terbentuk …
Hanya seperti ini…
rasa...
Berulangkali merasa..
Bahwa..
Diriku hanyalah..
Makhluk lemah..
Yang semakin terpuruk..
Ke dalam lubang derita..
Hanya karena cinta…
Terasa di rajam dengan kejam..
Hati bagai tak terbentuk…
Hancur …
Begitu bodoh..
Hidup bak budak di hadapannya..
Dicaci..
Dicerca..
Namun tiada henti bertahan…
Meski terkadang…
Tampak lebih tak waras..
Dan..
Lebih mengenaskan…
Bahwa..
Diriku hanyalah..
Makhluk lemah..
Yang semakin terpuruk..
Ke dalam lubang derita..
Hanya karena cinta…
Terasa di rajam dengan kejam..
Hati bagai tak terbentuk…
Hancur …
Begitu bodoh..
Hidup bak budak di hadapannya..
Dicaci..
Dicerca..
Namun tiada henti bertahan…
Meski terkadang…
Tampak lebih tak waras..
Dan..
Lebih mengenaskan…
Rabu, 09 Juni 2010
tersedot pusaran derita
Terhentinya hujan
Bergantinya kemarau
Tak menyurutkan
Tetes air mata ini
Hawa basah dan lembab
Menyedotkan ku ke dalamnya
Tak kuasa menghentikan
Dan menepisnya
Semakin dalam
Semakin kuat
Terus bertahan
Namun tak berdaya
Mencengkram rasa
Membunuh asa
Menciptakan kemelut
Setiap detik yang berjalan
Menantikan
Kapan segalanya berakhir
Untuk selamanya
Bergantinya kemarau
Tak menyurutkan
Tetes air mata ini
Hawa basah dan lembab
Menyedotkan ku ke dalamnya
Tak kuasa menghentikan
Dan menepisnya
Semakin dalam
Semakin kuat
Terus bertahan
Namun tak berdaya
Mencengkram rasa
Membunuh asa
Menciptakan kemelut
Setiap detik yang berjalan
Menantikan
Kapan segalanya berakhir
Untuk selamanya
monster pencabik cinta
Tertatih seorang diri
Terpuruk bingkai derita
Dan terselimuti luka
Kejam nian nasib ini
Disakiti
Dipermainkan
Dan dicampakkan
Diinjak injak sesuka hati
Diludahi dengan hina
Akhirnya dibuang begitu saja
Bagai sesuatu tak berharga
Musnahkah sudah memory itu??
Nuansa bercinta
Berbagi
Bercanda
Dan tertawa
Demi Tuhan
Enyahlah semua ini
Dari hati dan jiwa
Sungguh tak sudi
Raga ini harus terisi
Bangkai busuk
Yang ditinggalkan olehmu
Monster pencabik cinta
Terpuruk bingkai derita
Dan terselimuti luka
Kejam nian nasib ini
Disakiti
Dipermainkan
Dan dicampakkan
Diinjak injak sesuka hati
Diludahi dengan hina
Akhirnya dibuang begitu saja
Bagai sesuatu tak berharga
Musnahkah sudah memory itu??
Nuansa bercinta
Berbagi
Bercanda
Dan tertawa
Demi Tuhan
Enyahlah semua ini
Dari hati dan jiwa
Sungguh tak sudi
Raga ini harus terisi
Bangkai busuk
Yang ditinggalkan olehmu
Monster pencabik cinta
takdir
Ketika jiwa berontak..
Apalah daya… raga tak sanggup menuruti…
Ketika pikiran panas terbakar…
Apalah daya… jika raga hanya sanggup menangis…
Tiada pernah ingin terpuruk…
Meratapi setiap kenyataan pahit…
Bahwa hidup tak senormal bayangan…
Tak kan pernah sanggup diri ini…
Melawan kuasaNya..
Sampai kapanpun…
Hingga hal terpenting dalam hidup terenggut…
Tak ada yang dapat dilakukan…
Bagai satu-satunya makhluk di dunia…
Yang mendapat kenyataan ini…
Semuanya terhalangi…
Tuhan… kenapa harus seperti ini??
Apalah daya… raga tak sanggup menuruti…
Ketika pikiran panas terbakar…
Apalah daya… jika raga hanya sanggup menangis…
Tiada pernah ingin terpuruk…
Meratapi setiap kenyataan pahit…
Bahwa hidup tak senormal bayangan…
Tak kan pernah sanggup diri ini…
Melawan kuasaNya..
Sampai kapanpun…
Hingga hal terpenting dalam hidup terenggut…
Tak ada yang dapat dilakukan…
Bagai satu-satunya makhluk di dunia…
Yang mendapat kenyataan ini…
Semuanya terhalangi…
Tuhan… kenapa harus seperti ini??
berpisah..
Berjalannya jarum jam . . .
Mengisyaratkan . . .
Berlangsungnya roda kehidupan . . .
Tanpa bisa dihentikan . . .
Serta diputar kembali . . .
Masa indah tlah terukir . . .
Masa kelam kini hadir . . .
Dalam kebingungan hidup . . .
Semua tak terhindarkan . . .
Tanpa tersadar . . .
Perasaan itu tercipta . . .
Tanpa tersadar . . .
Tak kuasa meredamnya . . .
Setetes sentuhan hangat . . .
Seberkas cahaya kasih . . .
Sebutir penuh pengharapan . . .
Segenggam ketulusan hati . . .
Menembus sukma . . .
Namun seiring bergulirnya waktu . . .
Terbelenggu dalam ketidakpastian . . .
Berkecamuknya rasa di jiwa . . .
Bagaikan dilema tiada akhir . . .
Semua tak berarti . . .
Tatkala satu kata . . .
Memutuskan segalanya . . .
“ Berpisah” . . .
Mengisyaratkan . . .
Berlangsungnya roda kehidupan . . .
Tanpa bisa dihentikan . . .
Serta diputar kembali . . .
Masa indah tlah terukir . . .
Masa kelam kini hadir . . .
Dalam kebingungan hidup . . .
Semua tak terhindarkan . . .
Tanpa tersadar . . .
Perasaan itu tercipta . . .
Tanpa tersadar . . .
Tak kuasa meredamnya . . .
Setetes sentuhan hangat . . .
Seberkas cahaya kasih . . .
Sebutir penuh pengharapan . . .
Segenggam ketulusan hati . . .
Menembus sukma . . .
Namun seiring bergulirnya waktu . . .
Terbelenggu dalam ketidakpastian . . .
Berkecamuknya rasa di jiwa . . .
Bagaikan dilema tiada akhir . . .
Semua tak berarti . . .
Tatkala satu kata . . .
Memutuskan segalanya . . .
“ Berpisah” . . .
penantian
Alunan simfoni tak terdengar…
Lenyap tak berbekas…
Terbang bersama hembusan angin…
Yang membawa rasa cinta…
Dan rasa rindu…
Akan dirinya….
Tlah ku nanti dia…
Penuh kesabaran diri…
Namun tak kunjung bersua…
Tak terusik pula…
Kesendirian yang menggelayuti…
Setiap detak jantung ini…
Jauh di dasar hati…
Selalu terucap kata…
Bahwa kebahagian itu kan menghampiri…
Lenyap tak berbekas…
Terbang bersama hembusan angin…
Yang membawa rasa cinta…
Dan rasa rindu…
Akan dirinya….
Tlah ku nanti dia…
Penuh kesabaran diri…
Namun tak kunjung bersua…
Tak terusik pula…
Kesendirian yang menggelayuti…
Setiap detak jantung ini…
Jauh di dasar hati…
Selalu terucap kata…
Bahwa kebahagian itu kan menghampiri…
rasa ini
Kebahagiaan itu tlah berlalu
Kini terganti oleh kesedihan
Kini terganti oleh kesedihan
Perjumpaan itu tlah berakhir
Kini berganti perpisahan
Kebersamaan itu tlah sirna
Kini beralih menjadi kesendirian
Takkan ada akhir
Jika tak ada awal
Begitu juga dengan diriku
Takkan menetes airmata ini
Jika tak ada dia
Yang menjadi sebabnya
Takkan terluka hati ini
Jika tak ada dia
Yang menggores dengan tajamnya
Takkan tertanam kenangannya
Dalam benak dan fikiranku
Jika tak ada dia
Yang mengukirnya
Mampukah diri ini
Mengobati perasaan yang terluka
Tanpa adanya penawar
Yang tak lain adalah dia sendiri?
Kini berganti perpisahan
Kebersamaan itu tlah sirna
Kini beralih menjadi kesendirian
Takkan ada akhir
Jika tak ada awal
Begitu juga dengan diriku
Takkan menetes airmata ini
Jika tak ada dia
Yang menjadi sebabnya
Takkan terluka hati ini
Jika tak ada dia
Yang menggores dengan tajamnya
Takkan tertanam kenangannya
Dalam benak dan fikiranku
Jika tak ada dia
Yang mengukirnya
Mampukah diri ini
Mengobati perasaan yang terluka
Tanpa adanya penawar
Yang tak lain adalah dia sendiri?
tak kuasa..
Tuhan…
Aku mengakui…
Bahwa…
Aku menyerah…
Tak kuasa menahan …
Rasa perih…
Ketika…
Kau harus mengambil…
Cintanya untukku…
Ku kembali menangis…
Ku kembali terluka…
Oh…
Inikah takdir…
Yang tlah kau tulis…
Berat Tuhan…
Berat…
Aku mengakui…
Bahwa…
Aku menyerah…
Tak kuasa menahan …
Rasa perih…
Ketika…
Kau harus mengambil…
Cintanya untukku…
Ku kembali menangis…
Ku kembali terluka…
Oh…
Inikah takdir…
Yang tlah kau tulis…
Berat Tuhan…
Berat…
terlambat
Andaikan ku dapat berucap…
Kan ku sampaikan pesan singkat penuh makna…
Kepada dirimu yang selalu ku cinta…
Andai masa itu dapat terulang…
Takkan ku siakan kesempatan..
Tuk ungkapkan perasaan suci…
Dari dalam relung hati…
Namun segalanya terlambat…
Dan ku tak bisa tuk hentikan waktu…
Kau telah pergi…
Tinggalkan airmata dan perih hati…
Meskipun hal itu terjadi…
Terukir dan takkan pernah terhapus…
Ku tak menyesal bertemu dengannya…
Dan pernah mencintainya…
Dengan setulus hati…
Kan ku sampaikan pesan singkat penuh makna…
Kepada dirimu yang selalu ku cinta…
Andai masa itu dapat terulang…
Takkan ku siakan kesempatan..
Tuk ungkapkan perasaan suci…
Dari dalam relung hati…
Namun segalanya terlambat…
Dan ku tak bisa tuk hentikan waktu…
Kau telah pergi…
Tinggalkan airmata dan perih hati…
Meskipun hal itu terjadi…
Terukir dan takkan pernah terhapus…
Ku tak menyesal bertemu dengannya…
Dan pernah mencintainya…
Dengan setulus hati…
ku tunggu...
Ketika saat itu tiba…
Ku yakin saat dimana…
Kebahagian abadi akan ku genggam…
Terucap syukur kepadaNya…
Atas anugerah mukjizat…
Yang tlah Dia turunkan…
Cinta yang terus membara…
Tak kan pernah padam…
Oleh derasnya hujan…
Tersimpan rapi dalam hati…
Jika terkoyak…
Tak kan mudah utuh kembali…
Karna hanya cinta sejati…
Yang terjadi sekali…
Seumur hidup…
Takkan pernah terganti…
Ku yakin saat dimana…
Kebahagian abadi akan ku genggam…
Terucap syukur kepadaNya…
Atas anugerah mukjizat…
Yang tlah Dia turunkan…
Cinta yang terus membara…
Tak kan pernah padam…
Oleh derasnya hujan…
Tersimpan rapi dalam hati…
Jika terkoyak…
Tak kan mudah utuh kembali…
Karna hanya cinta sejati…
Yang terjadi sekali…
Seumur hidup…
Takkan pernah terganti…
angan
Jauh angan ku melayang…
Menyapa langit …
Menembus batas cakrawala…
Ku goreskan harapan penuh kesungguhan…
Atas kebahagiaan abadi…
Pada selembar kertas putih…
Berkekuatan keyakinan akan keajaiban…
Serta bulatan tekat tak tergoyahkan…
Menyapa langit …
Menembus batas cakrawala…
Menyentuh serpihan kehangatan sang surya…
Dan mendekap lembut tangan Sang Pencipta…Ku goreskan harapan penuh kesungguhan…
Atas kebahagiaan abadi…
Pada selembar kertas putih…
Berkekuatan keyakinan akan keajaiban…
Serta bulatan tekat tak tergoyahkan…
Langganan:
Postingan (Atom)